![]() |
Alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari mekanisme pertahanan tubuh
terhadap zat/bahan yang secara normal tidak berbahaya bagi tubuh, dan
melibatkan sistem kekebalan tubuh terutama antibodi imunoglobulin E (IgE).
Alergi bisa terhadap makanan, hewan, jamur, obat, dan lain-lain.
Alergi terjadi karena
pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup tidak sehat. Para ahli
juga menyebutkan alergi
sebagai gangguan imunitas tubuh akibat kelainan genetika.
Adapun gejala alergi
yaitu :
- Mata merah, bengkak,
dan berair
- Hidung
mengeluarkan banyak lendir dan bersin saluran napas berlendir, batuk, sesak
napas, napas berbunyi
(seperti asma)
- Lambung / usus
halus menjadi lebih aktif, sehingga menyebabkan diare dan gangguan
pencernaan lainnya
- Persendian
terasa sakit, kemerahan, dan bengkak
- Kulit menjadi
berbercak merah / timbul biduran disertai dengan rasa gatal
Diagnosis alergi dapat
ditetapkan berdasarkan gejala yang dialami dan kemungkinan alergen penyebab, pemeriksaan
fisik untuk melihat gejala alergi yang tampak, dan apabila masih terdapat
keraguan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium
untuk gejala antara lain :
1. Hitung eosinofil total
Pemeriksaan hitung eosinofil total perlu dilakukan
untuk menunjang diagnosis dan mengevaluasi pengobatan penyakit alergi.
Eosinofilia apabila dijumpai jumlah eosinofil darah lebih dari 450
eosinofil/µL. Hitung eosinofil total dengan kamar hitung lebih akurat
dibandingkan persentase hitung jenis eosinofil sediaan apus darah tepi
dikalikan hitung leukosit total. Eosinofilia
sedang (15%-40%) didapatkan pada penyakit alergi, infeksi parasit,
pajanan obat, keganasan, dan defisiensi imun, sedangkan eosinofilia yang
berlebihan (50%-90%) ditemukan pada migrasi larva.
2. Hitung eosinofil dalam secret
Peningkatan jumlah eosinofil dalam apusan sekret
hidung merupakan indikator yang lebih sensitif dibandingkan eosinofilia darah
tepi, dan dapat membedakan rinitis alergi dari rinitis akibat penyebab lain.
Meskipun demikian tidak dapat menentukan alergen penyebab yang spesifik.
Eosinofilia nasal pada anak apabila ditemukan eosinofil lebih dari 4% dalam
apusan sekret hidung, sedangkan pada remaja dan dewasa bila lebih dari
10%. Hitung eosinofil juga dapat dilakukan pada sekret bronkus dan
konjungtiva.
3. Kadar serum IgE total
Peningkatan kadar IgE serum sering didapatkan
pada penyakit alergi sehingga seringkali dilakukan untuk menunjang diagnosis
penyakit alergi. Pasien dengan dermatitis atopi memiliki kadar IgE tertinggi
dan pasien asma memiliki kadar IgE yang lebih tinggi dibandingkan rinitis
alergi. Kadar IgE total didapatkan normal pada 50% pasien alergi, dan
sebaliknya meningkat pada penyakit non-alergi (infeksi virus/jamur,
imunodefisiensi, keganasan).
4. Kadar IgE spesifik
Pemeriksaan kadar IgE spesifik untuk suatu
alergen tertentu dapat dilakukan secara in vivo dengan uji kulit atau
secara in vitro dengan metode RAST (Radio Allergosorbent Test),
ELISA(Enzyme-linked Immunosorbent Assay), atau RAST enzim. Kelebihan metode
RAST dibanding uji kulit adalah keamanan dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh
obat maupun kelainan kulit. Hasil RAST berkorelasi cukup baik dengan uji kulit
dan uji provokasi, namun sensitivitas RAST lebih rendah
Referensi
www.prodia.co.id/penyakit-dan-diagnosa/alergi/pdf
www.saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-3-5.pdf
www.prodia.co.id/alergi
0 comments:
Post a Comment