![]() |
Ilustrasi : katabijak.wordpress.com |
Alhamdulillah, sholawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Saya ingin mengajak saudara
untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan
cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous
University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan.
Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya
karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang
mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada
seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun,
cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta
disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak,
berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang
membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi
seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika
kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber:
www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari
pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda?
Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta
pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya?
Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga
betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan
atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang
tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah
orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler
di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang
berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu
tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang,
padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar
cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya.
Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot,
pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa
cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
Para
ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakarradhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di
tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan
bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila
melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu
‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahmanradhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa
menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu
‘anhu sering kali
merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di
antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku
senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena
begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al
Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala
beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan
kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan
perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu
‘anhu. Dansubhanallah,
taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan
Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera
terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka
Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu
‘anhu.
Anda
bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya
benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu
‘anhukepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang
lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya
yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang
merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi
teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa
indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan
tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa
penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu
nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu
ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap
ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar
kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya
ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini,
maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت،
وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai
Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya.
Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang,
hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau
mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian,
maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul
Kamal oleh Al Mizzi
16/559)
Bagaimana
saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila
bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh
Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Tidak
heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada
dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup
unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput
sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan
rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا
خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita
itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan
akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).”(Riwayat
At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap
yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu,
tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan
berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda,
sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara
haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga
andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu
kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka
spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi
membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara
yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati
diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa
hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan
sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata
lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih
lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan
antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا
يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka
mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya
mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati
nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda
kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang
sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus
menambatkan tali cinta saya?
Simaklah
jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ
لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ
تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya,
seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya,
kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi
wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.”(Muttafaqun
‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ
تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ
فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila
ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu
melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan
dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia,
akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak
pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ
لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang
yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh
bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku!
Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu
abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang
senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan
kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu
senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan
telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ
حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا
سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ
يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ.
متفق عليه
“Tiga
hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa
manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari
keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena
Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan
dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang
mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin
atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya
bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan
bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan
tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta
anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga
bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan
bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka
cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi,
pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan
berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku!
setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah
cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu
a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau
menyinggung perasaan.
***
Ustadz
Muhammad Arifin Badri, M.A.
Dipublikasi ulang dari www.pengusahamuslim.com
Dipublikasi ulang dari www.pengusahamuslim.com
Dipublikasi ulang oleh Analis Muslim dari www.muslimah.or.id dengan sedikit perubahan
Footnote:
1)
Saudaraku, setelah membaca kisah cinta sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini,
saya harap anda tidak berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat
Abdurrahman bin Abi Bakar. Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi,
sehingga memiliki kehormatan yang harus anda jaga. Adapun kesalahan dan
kekhilafan yang terjadi, maka itu adalah hal yang biasa, karena dia juga
manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal kebajikan para sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam begitu
banyak sehingga akan menutupi kekhilafannya. Jangan sampai anda merasa bahwa
diri anda lebih baik dari seseorang apalagi sampai menyebabkan anda
mencemoohnya karena kekhilafan yang ia lakukan. Disebutkan pada salah satu
atsar (ucapan seorang ulama’ terdahulu):
مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ مَنْ
عَابَهُ بِهِ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ
“Barang
siapa mencela saudaranya karena suatu dosa yang ia lakukan, tidaklah ia mati
hingga terjerumus ke dalam dosa yang sama.”
Oh, begitu . . .
ReplyDelete