![]() |
Ilustrasi : mostlygrocery.com |
Monosodium glutamat (MSG) merupakan salah satu bahan
aditif sintetis yang banyak digunakan oleh manusia sebagai
penyedap rasa pada makanan. Penggunaan MSG terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun (Elpiana, 2011). Penggunaan MSG dalam jumlah optimal dapat bermanfaat meningkatkan transmisi
impuls syaraf untuk mendukung fungsi
koordinasi dan regulasi, namun penggunaan dalam jumlah yang berlebihan dapat
berdampak pada efek sitotoksik dan mengakibatkan terjadinya stres oksidatif (Noor
dan Mourad, 2010).
Salah satu
organ yang diketahui bersifat rentan
terkena stres oksidatif akibat induksi MSG secara berlebihan adalahhepar
(Pavlovic et al. 2007).
Bukti penelitian melaporkan, pemberian MSG 400 mg/bb/hr
pada tikus jantan memperlihatkan adanya perubahan histologi berupa nekrosis,
hemoragi pada hepatosit, dan kongesti sinusoid yang ditandai peningkatan jumlah
sel Kupffer pada hepar. Pengaruh MSG pada hepar juga diteliti Bhattacharya et al. (2011) dengan menggunakan
mencit yang diberi MSG dosis 2 mg/bb/hr selama 75 hari secara oral.
Hasil
penelitian menemukan adanya perubahan histologi pada hepar, yang meliputi
kerusakan inti hepatosit, inflamasi, dan peningkatan diameter hepatosit. Berbagai
cara telah dilakukan dalam upaya menurunkan resiko penurunan fungsi organ tubuh
yang disebabkan oleh radikal bebas akibat induksi MSG. Dimitrios (2006)
menyatakan bahwa pemberian antioksidan dapat menurunkan produksi radikal bebas
di dalam tubuh. Berbagai macam antioksidan meliputi, superoksida dismutase,
katalase, glutation peroksidase, vitamin A, D, E, dan C, namun penggunaan antioksidan
tersebut masih terkendala oleh keterbatasan bahan dan harga yang tidak terjangkau
oleh masyarakat.
Pustaka : Anindita, Reza and Soeprobowati, T.R. and Suprapti, N.H. (2012) POTENSI TEH HIJAU (Camelia sinensis L.) DALAM
PERBAIKAN FUNGSI HEPAR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG). ANATOMI dan FISIOLOGI, XX (2). pp. 15-23. ISSN
0854-5367
0 comments:
Post a Comment