
1.
Klasifikasi
Secara Ilmiah
Kingdom : Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class : Gamma
Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : K.pneumoniae
Binomial
name : Klebsiella
pneumoniae
Spesies
Lain dari Klebsiella sp
·
Klebsiella pneumonia / Friedlander
bacillus ditemukan
di dalam hidung, flora normal usus dan akan patogen bila menderita penyakit
lain (penyakit paru – paru yang kronis)
·
Klebsiella ozaena penyebab penyakit ozaena :mukosa
hidung menjadi atropis progresif dan berlendir serta berbau amis
·
Klebsiella rhinoscleromatis : penyebab penyakit rhinoscleroma
yaitu penyakit menahun berupa granula dengan tanda – tanda sclerosis dan
hypertropi jaringan dan menyebabkan kerusakan hidung dan farings
2.
Morfologi
dan Sifat
·
Bentuk batang pendek,
·
Berkapsul,
·
Berukuran 0.5-1.5 x 1-2 µ
·
Non motil (tidak mampu bergerak),
·
Tidak membentuk spora,
·
Gram negatif (-)
·
Mampu memfermentasikan
karbohidrat → Asam + gas
3.
Fisiologi
Klebsiella pneumoniae berdasarkan
akan kebutuhan oksigen merupakan bakteri fakultatif an aerob, dan mudah mati
pada suhu 60ºC selama 20 detik serta
desinfektan
4.
Sifat
Biakan atau Kultur
·
Mudah dibiakan di media sederhana(bouillon agar) koloni
putih keabuan dan permukaan mengkilap
·
Pada media EMB dan Mac Conkey koloni merah
·
Pada media padat tumbuh koloni mucoid (24 jam)
5.
Struktur
Antigen
Anggota
dari genus Klebsiella biasanya mengungkapkan 2 jenis antigen pada
permukaan sel mereka. Yang pertama adalah lipopolisakarida (O antigen), yang
lain adalah polisakarida kapsul (K antigen). Kedua antigen berkontribusi pada
patogenisitas. Sekitar 77 K antigen dan 9 O antigen ada.. Keragaman struktur antigen ini membentuk dasar
untuk klasifikasi dalam berbagai serotipe. Virulensi dari semua serotipe
tampaknya mirip.
Klebsiella
pneumonia terdiri atas
beberapa strain berbeda, yaitu :
Bentuk S : mucoid,
virulen, berkapsul, mempunyai Ag
spesifik dalam badan bakteri dan mempunyai
tipe Ag spesifik polycharida yang terdapat pada kapsul
Bentuk
R : tidak ganas, tidak berkapsul,
mempunyai Ag dalam badan bakteri
Strain
Klebsiella pneumoniae dibagi menjadi 4 tipe:A,B,C dan X dengan
menggunakan antiserum pada uji aglutinasi dan uji presipitasi.
6.
Patogenisitas
·
Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme
terhadap fagositosis dan pembunuhan oleh serum normal
·
Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang tidak
berkapsul (pada hewan percobaan)
·
Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada
infeksi oportunistik
Galur Klebsiella pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin (pernah
diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan
panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli,kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid Klebsiella pneumonia .Menyebabkan
pneumonia dapat menginfeksi tempat lain di samping saluran pernafasan.
Bakteri ini sering menimbulkan pada tractus
urinarius karena nosocomial infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita
diabetes mellitus atau pecandu alcohol. gejala pneumonia yang disebabkan oleh
bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering,
kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah dan
purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses, nekrosis
jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis paru-paru.
7. Diagnosis
Laboratorium
Untuk mendiagnosa diadakan berbagai
macam pemeriksaan antara lain dengan
menggunakan stetoskop, rontgen dada,
pembiakan dahak dan penghitungan gas darah arteri.
a. Identifikasi
·
Melihat selaput, maka diambil bahan pemeriksaan dari
manusia, binatang dan perbenihan.
·
Selaput ini terlihat seperti lendir, maka koloni – koloni
terlihat basah dan berlendir.
·
Pneumococcus karena ada atau tidak mempunyai selubung/kapsul
b. Bahan
Urin,
darah, nanah, liquor cerebrospinalis, sputum, atau zat lain seperti yang
diindikasikan oleh lokasi proses penyakit
c. Sediaan
Apus
d. Biakan
Bahan
pemeriksaan dibiakan pada lempeng agar darah dan pada perbenihan diferensial
8.
Pencegahan
Peningkatan
derajat kesehatan dan daya tahan tubuh merupakan upaya pencegahan paling
penting karena bakteri ini sudah ada sebagai flora normal pada orang sehat.
Pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan cara kerja yang aseptik pada
perawatan pasien di rumah sakit.
0 comments:
Post a Comment