Pendahuluan
Escherichia coli adalah
kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora
normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus
misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya
menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus.
Genus Escherichia
terdiri dari 2 spesies yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanii.
Klasifikasi
Superdomain
: Phylogenetica
Filum
: Proterobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Species : Escherichia coli
Morfologi
Bentuk: batang pendek (kokobasil)
Sifat: Gram negatif
Ukuran: 0,4 – 0,7 µm × 1,4 µm
Gerak: sebagian besar gerak positif
Beberapa strain memiliki kapsul
Fisiologi
E.coli tumbuh baik pada
hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium Mikrobiologi; pada media
yang dipergunakan untuk isolasi kuman enterik, sebagian besar strain E.coli
tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa. E.coli bersifat mikroaerofilik.
Beberapa strain bila ditanam pada agar darah menunjukkan hemolisis tip beta.
Beberapa tes biokimia
yang dipakai untuk diagnostik kuman E.coli:
Tes
|
Reaksi
|
Indol
Lisin
dekarboksilase
Asetat
Peragian
laktosa
Gas
dari glukosa
Motilitas
Pigmen
kuning
|
+
±
+
+
+
±
-
|
Sifat
Biakan
Umumnya tidak
menyebabkan hemolisa pada lempeng agar darah. Biakan Escherichia coli pada
media membentuk koloni bulat konveks, halus dengan tepi yang rata dan sedikit
mukoid. Pada media Endo Agar koloni tampak metalik. (Jawet, E.,1996).
Struktur
Antigen
Escherichia coli memiliki beberapa
antigen, yaitu:
a.
Antigen O
(somatik) yang bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari
lipopolisakarida yang mengandung glukosamin dan terdapat pada dinding sel
bakteri Gram negatif.
b.
Antigen H
(flagel) yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada
suhu 100oC.
c.
Antigen K
(kapsul)/envelop antigen. Antigen ini terdapat pada permukaan luar bakteri,
terdiri dari polisakarida dan bersifat tidak tahan panas. (Satish,G.,1990).
Faktor-Faktor
Patogenitas
Escherichia coli adalah
bagian flora normal saluran usus, Escherichia coli bertahun-tahun dicurigai
sebagai penyebab diare sedang sampai gawat yang kadang-kadang timbul pada
manusia dan hewan, berbagai jalur Escherichia coli mungkin menyebabkan diare
dengan salah satu dari dua mekanisme:
1.
Escherichia yang
memproduksi enterotoksin, disebut Escherichia enterotoksigenik yang memproduksi
salah satu atau dua toksin yang berbeda.
1) Toksin
LT
Merupakan toksin yang termolabil.
Toksin LT menyebabkan peningkatan aktifitas enzim adenil siklase dalam sel
mukosa usus halus dan merangsang sekresi cairan, kekuatannya 100 kali lebih
rendah dibandingkan toksin kolera dalam menimbulkan diare.
2) Toksin
ST
Merupakan toksin yang termostabil.
Toksin ST tidak merangsang aktifitas enzim adenil siklase. Bekerja dengan cara
mengaktivasi enzim guanilat siklase menghasilkan siklik guanosin monofosfat,
menyebabkan gangguan absorbsi klorida dan natrium, selain itu menurunkan
motilitas usus halus.
2.
Escherichia coli
yang menimbulkan diare dengan invasi langsung lapisan epitelium dinding usus.
Kelihatannya mungkin bahwa sekali invasi lapisan usus terjadi, penyakit diare
mungkin terjadi karena pengaruh racun lipopolisakarida dinding sel
(endotoksin).
Selain mekanisme Escherichia coli yang
mungkin menyebabkan diare ada juga patogenitas Escherichia coli yang dapat
menyebabakan diare yaitu:
a.
EPEC
(Enteropatogenik Escherichia coli), dapat menyebabkan penyakit perut.
b.
ETEC
(Enterotoksigenik Escherichia coli), dapat menimbulkan diare seperti yang
disebabkan oleh Vibrio cholerae.
c.
EIEC
(Enteroinvasif Escherichia coli), dapat menimbulkan demam, perut kram, berak
berlendir dan berdarah seperti dysentri.
d.
EHEC
(Enterohemoragik Escherichia coli), kuman ini mengeluarkan toksin yang disebabkan
edema dan perdarahan difus di kolon. Dapat pula menimbulkan sindroma hemolitik
oremik. Penyakit ini pada permulaan ditandai dengan kejang yang akut dan diare
cair yang cepat menjadi berdarah. (Jawet, E.,1984).
Diagnosis
Laboratorium
Diagnosis laboratorium
penyakit diare yang disebabkan E.coli masih sulit dilakukan secara rutin,
karena pemeriksaan secara tradisional dan serologi sering kali tidak mampu
mendeteksi kuman penyebabnya. Deteksi sebagian besar strain E.coli patogen
memerlukan metode khusus untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan. Sampai
saat ini metode yang ada masih memerlukan tes dengan binatang percobaan dan
kultur jaringan yang cukup mahal dan kurang praktis. Beberapa metode baru
berdasarkan tes imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah dikembangkan, tetapi
belum beredar di pasaran luas, misalnya: tes Elisa (Enzyme-linked immunosorbent
assay) particle aglutination methods Co-aglutination dengan protein A
Staphylococcus aureus yang telah berikatan dengan antibodi terhadap enterotoksin
E.coli, hibridasi DNA-DNA pada koloni kuman atau langsung pada spesimen tinja.
Pencegahan
Saat ini di Eropa sedang
gencar-gencarnya penanganan masalah wabah kuman E. coli jenis
EHEC (Entero Hemorrhagic Escherichia coli). Adapun EHEC ini yang dapat
menyebabkan penyakit diare berdarah hingga kematian yang disebabkan oleh HUS
(Hemorrhagic Uremic Syndrome) yang menyerang ginjal dan menyebabkan gagal
ginjal akut.
Prof. Dr. Tjandra Yogi Aditama,
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), menyatakan bahwa
untuk mencegah penyebaran kuman E.coli ini adalah dengan menerapkan PHBS
(Pola Hidup Bersih dan Sehat). Adapun pernyataan yang disampaikan oleh beliau
adalah sebagai berikut:
1.
Membiasakan cuci tangan setelah
buang air besar atau kecil sebelum menyentuh makanan atau minuman.
2.
Mencuci buah dan sayur sampai
benar-benar bersih, terutama buah dan sayur yang dikonsumsi secara segar atau
mentah.
WHO pun juga menghibau para warga di Eropa untuk
mencegah penyebaran E. coli dan HUS dengan langkah-langkah di
bawah ini:
1. Selalu
mencuci tangan dengan sabun setelah dari toilet dan makan atau minum.
2. Pengamatan
riwayat diare berdarah setelah perjalanan dari Jerman utara.
Selain itu
WHO juga memberikan 5 pesan kunci yang diantaranya adalah sebagai berikut:
- Menjaga kebersihan bahan makanan
- Memisahkan bahan makanan mentah dan matang
- Memasak makanan sampai benar-benar matang
- Menyimpan makanan pada suhu yang aman
- Mencuci bahan makanan dengan air bersih
Infeksi E-Coli pun di Indonesia
cukup sering ditemui, namun diantaranya adalah jenis ETEC (Entero Toxigenic Escherichia coli) yang
menyebabkan diare cair yang sifatnya akut. Namun, bukan berarti himbauan untuk
PHBS tidak perlu, tetap perlu karena kita tidak pernah tahu kapan yang terjadi
di Eropa sana bisa terjadi juga disini, hanya dengan PHBS lah yang terbaik
untuk mencegah terjadinya infeksi oleh E. coli.
Daftar Pustakanya please..
ReplyDelete